Vikjen Keuskupan Ruteng Memimpin Misa Requiem Mendoakan Paus Fransiskus

Umat paroki Katedral Ruteng memberikan penghormatan dan mendoakan ujud khusus istirahat abadi dalam Surga bagi mendiang Bapa Suci Paus Fransiskus dengan menggelar misa requiem. Dalam duka mendalam, mereka mengenang pemimpin gereja Katolik sedunia, itu sembari berikhtiar terus menghidupkan pesan kasih dan perdamaian yang diwariskannya.

Vikjen Keuskupan Ruteng, RP Sebastian Hobahana, SVD saat memimpin misa requiem mendoakan Bapa Suci Paus Fransiskus di Gereja Katedral Ruteng, Jumat, 24 April 2025 sore. (Foto : RAFI/KOMSOS KR)

KATEDRALRUTENG.ORG – Lebih dari seribu umat Paroki Katedral Ruteng menghadiri Misa Requiem mendoakan jiwa Bapa Suci Paus Fransiskus yang digelar pada Kamis, 24 April 2025 sore di Gereja Santa Maria Assumpta – Santu Yosep Katedral. Misa dipimpin Vikaris Jenderal Keuskupan Ruteng, RP Sebastian Hobahana, SVD didampingi Vikaris Episkopalis (Vikep) Ruteng, RD Dyonysius Osharjo dan Pastor Paroki Katedral, RD Antonius Ryanto Latu Batara.

 

Sejumlah imam konselebran hadir pula, seperti Sekjen Keuskupan Ruteng, RD Rikardus Jehaut, Ketua Komisi Kerohanian, RD Ompi Lasma Latu, 2 Vikaris Parokial, yakni RD Blasius Harmin yang juga Ketua Komisi Keluarga dan RD Christian Sonny Igar, ada juga RD Earlich Herbert dan RD Iwan Haryanto. Tampak di barisan bangku depan umat, Ketua Dewan Keuangan (DKP) Paroki Katedral, Vinsen Marung dan Ketua Rumpun Pelayanan Sosial DPP Katedral. Raymundus Nuruk.

 

Misa dihadiri para biarawan-biarawati, tokoh-tokoh umat, komunitas kerasulan rohani, kelompok kategorial, pelajar dan umat. Sebagai paroki ramah anak dan kaum difabel, pada sisi sayap timur gereja juga hadir puluhan siswa SLB Karya Murni Ruteng. Di depan altar yang berada di panti imam, sebuah pigura besar yang membingkai foto Paus Fransiskus diletakkan dengan berhiaskan rangkain bunga.


Pigura besar dengan foto Bapa Suci Paus Fransiskus yang diletakkan di depan altar saat misa requiem di Gereja Santa Maria Assumpta - Santu Yosep Katedral Ruteng, Kamis, 24 April 2025 sore. (Foto : RAFI/KOMSOS KR)

 

Vikjen Keuskupan Ruteng, RP Sebastian Hobahana dalam homilinya mengatakan, pada hari misa requiem ini digelar di gereja induk keuskupan Ruteng (Katedral), semua umat Allah berkumpul untuk mendengarkan lagi permohonan Bapa Suci Paus Fransiskus yang sering ia sampaikan saat audensi atau mengunjungi negara-negara lain, yakni “berdoalah bagi saya.”

 

“Saat ini kita berdoa untuknya dalam momentum kematian. Sebuah penyerahan diri terakhir dari hidup seorang murid Kristus. Dia meninggal atau berangkat ke Rumah Bapa pada hari senin sesudah hari raya Paskah. Allah yang Maha Kasih telah mendengarkan doa seorang Paus, pemimpin gereja Katolik sedunia,” ujar RP Sebastian.

 

Ia mengatakan, kesan kuat bagi kita dalam diri seorang Paus Fransiskus ada kerendahan hati dan kata-katanya yang mampu menjangkau dan menyentuh hati banyak orang sehingga mereka bisa merasakan dekapan kasih Allah. Momen-momen akhir hidupnya diwarnai dengan pesan-pesan kemanusiaan yang jelas.


“Meskipun beliau (Paus Fransiskus) tidak sanggup lagi membaca sendiri pesan-pesan damai Paskah, saat merayakan Paskah yang baru lalu bersama semua umat di Vatikan, namun isi pesannya menyerukan perlunya kita semua menjadi pembawa-pembawa damai,” kata RP Sebastian.


Vikaris Jenderal Keuskupan Ruteng, RP Sebastian Hobahana, SVD saat menyampaikan homili pada misa requiem mendoakan jiwa Bapa Suci Paus Fansiskus yang wafat pada Senin, 21 April 2025. Misa ini digelar di Gereja Katedral Ruteng, Kamis, 24 April 2025 sore dihadiri sekitar seribu umat. (Foto : RAFI/KOMSOS KR)

 

Ia menambahkan, dunia kita sering ditandai dengan konflik, perang, pengrusakan-pengrusakan lingkungan, dengan tindakan kekerasan yang melawan hidup dan martabat manusia, dengan ideologi fundamentalisme dan banyak luka-luka lainnya dalam hidup di dunia zaman sekarang.


“Marilah kita membawa damai Kristus bagi sesama, khususnya untuk mereka yang miskin, untuk para migran yang menderita banyak, untuk para wanita yang mengalami diskriminasi, untuk anak-anak, untuk kaum terpinggirkan,” ujarnya.

 

RP Sebastian menambahkan, kita semua hendaknya tidak boleh tutup mata dan telinga terhadap teriakan mereka yang miskin yang tertindas di zaman kita, dalam konteks hidup kita masing-masing, dan hendaknya kita semua menjadi kreatif dalam mendorong usaha-usaha damai.


“Sambil bersyukur atas semua pengalaman positif gereja universal di bawah kepemimpinan Paus Fransiskus, kita mendoakan keselamatan abadi Bapa Suci Paus Fransiskus,” ungkapnya. (Jimmy Carvallo)  

Berikan Komentar
Silakan tulis komentar dalam formulir berikut ini (Gunakan bahasa yang santun). Komentar akan ditampilkan setelah disetujui oleh Admin
LINK TERKAIT