Komunitas KSSY Ruteng Terus Memantapkan Karya Pelayanan Bagi Anak Berkebutuhan Khusus

Keluarga besar Kongregasi Suster Santu Yosef (KSSY) di Ruteng bersukacita merayakan Hari Raya Santu Yosef, Suami Santa Perawan Maria yang juga sebagai Hari Ulang Tahun otonom ke-27 Kongregasi KSSY di Indonesia. Di depan sekolah ini, sejak lama berdiri patung Santu Yosef melindungi 2 anak sekolah berkebutuhan khusus sebagai ikon misi dan pelayanan kongregasi KSSY.

RD Blasius Harmin (belakang-tengah) didampingi RD Erick Ratu dan RD Daniel Sulbadri berpose dengan para suster Kongregasi KSSY usai Misa Syukur di Kapela SLB Karya Murni, Selasa,19 Maret 2024 pagi. (Foto : KSSY)

KATEDRALRUTENG.ORG – Para suster yang tergabung dalam Kongregasi Suster Santu Yosef (KSSY) bersama para guru, pegawai dan anak-anak berkebutuhan khusus merayakan misa syukur Pesta Pelindung KSSY yang bertepatan pula dengan Hari Ulang Tahun otonom ke-27 kongregasi ini berkarya di Indonesia. Misa dilaksanakan di Kapela SLB Karya Murni Ruteng, Selasa, 19 Maret 2024 pagi pukul 09.30.

 

Misa dipimpin Ketua Komisi Keluarga Keuskupan Ruteng yang juga berkarya sebagai Pastor Rekan di Paroki Katedral Ruteng, RD Blasius Harmin dengan 2 konselebrans, yakni Ketua Komisi Komunikasi Sosial (KomSos) Keuskupan Ruteng, RD Erick Ratu dan Pastor Paroki St. Klaus – Kuwu, RD Daniel Sulbadri. Perayaan ini mengambil tema “Dengan semangat hidup Santu Yosef, kita tingkatkan pengabdian dan karya perutusan bagi sesama sebagai citra Allah.” 

             

Para suster Kongregasi KSSY dan keluarga besar Yayasan Karya Murni Ruteng saat mengikuti Misa Syukur Pesta Pelindung KSSY dan HUT Otonom ke-27 kongregasi ini berkarya di Indonesia yang dilaksanakan di Kapela SLB Karya Murni Ruteng, Selasa, 19 Maret 2024 pagi. (Foto : KSSY)

 

Dalam homilinya, RD Blas mengatakan, dari kepribadian Santu Yosef, kita dapat belajar banyak hal yakni ketulusan, kesalehan, kebijaksanaan, kejujuran, kerendahan hati dan tanggung jawabnya dalam menjalankan tugas mulia dari Allah sebagai kepala Keluarga Kudus di Nazaret.

 

“Santu Yusef adalah pribadi yang sederhana . Ia tidak membutuhkan dan mensyaratkan sesuatu yang hebat untuk dapat melaksanakan kehendak Allah, melainkan keutamaan hidup manusiawi yang wajar. Kemiskinan dan semangat kesederhanaan itu nampak dari sejak awal perjalanan hidup Yosef. Ia meninggalkan segala sesuatu yang dimilikinya untuk menerima tanggung jawab yang diberikan oleh Allah,” kata RD Blas.

 

Dikatakan RD Blas, berkat terindah yang diberikan oleh Allah kepada Santu Yosef adalah kerendahan hati. Ia menjalani hidupnya dengan mengandalkan Allah yang berkuasa dan tahu apa yang akan terjadi. Kerendahan hatilah yang membuat Yusuf mampu melaksanakan perannya sebagai ayah bagi Yesus.

 

Pimpinan Biara KSSY Ruteng, Sr Leoni Silaen, KSSY saat berbincang dengan media ini menuturkan, melalui perayaan syukur Pesta Pelindung KSSY dan HUT otonom ke-27 kongregasi, mereka merasa bahagia. “Ada suka cita selama perayaan. Perayaan sederhana yang diawali dengan Perayaan Ekaristi dan dilanjutkan dengan makan bersama ini menghantar saya dan terutama semua kami di sini kepada rasa syukur dan bahagia sebagai suster KSSY,” ungkapnya.

Anak-anak berkebutuhan khusus yang bersekolah di SLB Karya Murni yang dikelolah para suster Kongregasi KSSY saat tampil membawakan koor dalam Misa Syukur Pesta Pelindung KSSY dan HUT Otonom ke-27 berkarya di Indonesia. Misa ini dihadri 3 imam, para tamu undangan dan para guru - pegawai yang mengabdi di lingkup lembaga pendidikan ini. (Foto : KSSY)


Dalam perayaan Misa ini, lanjut dia, ada rasa bahagia karena sejenak menikmati kehangatan persaudaraan dengan para tamu, guru-guru dan pegawai dan semua anak yang berada dalam keluarga besar Yayasan Karya Murni Cabang Ruteng yang bersukacita bersama para suster KSSY. “Kami merasa bahwa kami didukung oleh semua orang dalam panggilan dan karya pelayanan kami di tempat ini,” tambahnya.

 

Sr. Leoni berharap, semoga dia dan para saudari se-komunitas senantiasa menjadi berkat bagi sesama, tetap semangat dan setia dalam karya pelayanan untuk Gereja, khususnya dalam mendampingi, membina anak-anak berkebutuhan khusus yang dilayani. Saat ini di Yayasan Karya Murni Ruteng memiliki 2 sekolah berkebutuhan khusus, yakni SLB-A bagi anak-anak tuna netra dan SLB-B untuk anak-anak tuna-wicara dari tingkat TKLB sampai SMALB.

Saat ini, pada SLB-A terdapat 14 orang guru dan pegawai, sedangkan 27 orang tenaga pendidik (guru) dan pegawai mengabdi di SLB-B yayasan ini. Tahun 1985 berdiri SLB Karya Murni Ruteng dan sejak saat itu telah ada ratusan anak berkebutuhan khusus yang mendapat pendidikan dan pendampingan di sekolah ini. Seiiring waktu berjalan, mereka telah menjadi pribadi yang mandiri dan ikut membangun keluarga, gereja dan masyarakat. (Jimmy Carvallo)

Berikan Komentar
Silakan tulis komentar dalam formulir berikut ini (Gunakan bahasa yang santun). Komentar akan ditampilkan setelah disetujui oleh Admin
LINK TERKAIT