Ada yang menarik saat pendampingan anak-anak calon Komuni Pertama di Paroki Katedral Ruteng. Metode baru dalam pendampingan anak, ini diuji-coba dengan hasil gemilang. Dengan pola bina iman anak yang baru maka persiapan Komuni Pertama menjadi lebih ‘hidup’ karena dikemas dalam sebuah peristiwa sukacita. Tidak lagi monolog, tapi dialogal, partisipatif dan menjadikan anak sebagai subyek.
KATEDRALRUTENG.ORG – Pusat
Pastoral (PusPas) Keuskupan Ruteng bekerja sama dengan Paroki Katedral Ruteng
mengadakan kegiatan pendampingan anak-anak yang akan menerima Komuni Pertama.
Kerja sama yang dilakukan agar pendampingan bisa lebih intensif, kreatif dan
lebih disesuaikan dengan situasi anak-anak. Terdapat 5 Sekolah Dasar Katolik
(SDK) dan SDI Konggang yang ada dalam paroki ini akan mendapatkan pendampingan
tersebut.
Pendampingan yang lebih ‘holistik’ ini menggunakan materi atau modul yang telah dipersiapkan dengan baik agar anak-anak bisa memahami dan menguasai dengan maksimal berbagai pengetahuan iman sebagai calon penerima Komuni Pertama. Dalam bahan pendalaman yang diberikan kepada anak tersebut ada pengetahuan tentang apa itu Ekaristi sebagai sebuah rahmat istimewa yang mempersatukan mereka dengan Yesus juga bersatu dengan sesama khususnya orang-orang yang menderita.
Anak-anak calon Komuni Pertama sedang melakukan game/permainan dalam kegiatan pendampingan anak menjelang Komuni Pertama yang didampingi oleh tim Pusat Pastoral (PusPas) Keuskupan Ruteng di halaman Gereja Katedral Ruteng. (Foto : IST)
Selain
itu, anak-anak dibimbing untuk bagaimana lebih mengenal dan lebih memahami
tentang tata perayaan Ekaristi, liturgi Ekaristi, sikap-sikap dan simbol-simbol
Ekaristi yang kaya makna. Pendampingan model baru bagi anak calon Komuni
Pertama yang ada di Paroki Katedral ini, dilakukan langsung oleh Direktur Pusat
Pastoral (PusPas) Keuskupan Ruteng, RD Martin Chen dan tim.
Paroki
Katedral sebagai Pioner
Sejumlah
pendampingan telah mulai dilaksanakan mengambil tempat di pelataran (halaman) Gereja
Katedral, antara lain pada Jumat, 23 Mei 2025 pagi bagi siswa calon Komuni
Pertama dari SDK Ruteng VI, Sabtu, 24 Mei 2025 bagi siswa SDK Ruteng V yang dibagi
dalam 2 kelompok dibimbing RD Martin dan RD Tanto Juvaldis, lalu pada Senin, 26
Mei 2025 untuk siswa SDI Konggang oleh RD Stanis Harmansi dan Selasa, 27 Mei
2025 dihadiri para siswa SDK Ruteng III didampingi RD Martin Chen.
Anak-anak yang mengikuti kegiatan ini tampak gembira dan antusias. Mereka dibimbing untuk mengerti bahwa Ekaristi bukan hanya sebuah upacara namun juga perutusan dalam hudup sehari-hari atau yang lazim dikenal dengan sebutan Ekaristi Sosial. “Kita tahu, sekarang kita berada di era digital, ada begitu banyak perubahan, misalnya handphone sudah menjadi sangat penting dan menjadi bagian dari dunia anak-anak, sehingga perlu juga ada pendampingan untuk mereka bisa bergaul dengan tepat bersama media sosial,” ujar RD Martin Chen, dihubungi media ini, Selasa, 27 Mei 2025.
Direktur Pusat Pastoral Keuskupan Ruteng, RD Dr. Martin Chen saat sedang mendampingi anak-anak Paroki Katedral Ruteng yang akan menerima Komuni Pertama dalam kegiatan pendampingan anak yang membahas 4 modul katekese yang bernuansa interaktif dan kreatif. Pusat Pastoral bekerjasama dengan Paroki Katedral dan mengirim tim pendamping untuk uji coba modul baru bagi peserta Komuni Pertama. (Foto : IST)
Ada 4
materi dalam pendampingan anak Komuni Pertama dengan metode berbentuk
patisipatif atau melibatkan anak sehingga mereka menjadi subyek yang
berdinamika dengan keseluruhan materi yang ada. Itulah yang menjadi hal baru
dan daya tarik mengasyikan bagi anak-anak. Selain itu, ‘pelibatan’ pancaindra
anak-anak juga terjadi, mereka tak hanya berpikir namun dibantu agar lebih
menginternalisasi pesan-pesan dalam materi yang ada. “Kita tinggalkan pola
ceramah, pola monolog. Kita mencoba membuat mereka, anak-anak itu, berdialog
dan terlibat penuh,” tutur RD Martin.
Agar
anak bisa terlibat penuh, lanjut dia, perlu dibangun pola-pola pendampingan
yang hidup dan kreatif, seperti dengan mengadakan game-game yang
melibatkan mereka, ada pemantik pertanyaan untuk saling tanya-jawab, ada rool
play yang mengajak anak-anak dalam permainan peran atau dramatisasi. Yang
tak kalah penting adalah tempat yang digunakan di alam terbuka (di luar
ruangan) agar anak-anak menyatu dengan alam.
Sebelumnya, modul atau bahan katekese bagi anak calon Komuni Pertama, ini sudah disiapkan oleh Pusat Pastoral dan kini sedang diujicobakan agar nantinya modul yang ada bisa disempurnakan lagi. Selain paroki Katedral, direncanakan modul ini akan dicoba di beberapa paroki lainnya dan pada saatnya akan menjadi modul standar persiapan Komuni Pertama bagi semua paroki dalam Keuskupan Ruteng dan didampingi langsung oleh para guru Agama Katolik, katekis paroki dan penyuluh agama.
Dalam kebersamaan ada sukacita dan saling belajar untuk memahami dengan lebih baik hakikat iman Kristiani sejak usia dini. Suasana ketika anak-anak calon Komuni Pertama bermain dengan gembira didampingi oleh Direktur Pusat Pastorl (PusPas) Keuskupan Ruteng, RD Martin Chen. (Foto : IST)
“Seminggu
lalu kami juga sudah memperkenalkan modul ini kepada guru-guru Agama Katolik
sekecamatan Langke Rembong. Pendampingan di paroki Katedral ini masih terus
berjalan karena ada 4 materi. Kami buat sampai awal bulan Juni. Tim PusPas akan
mendampingi mereka. Dari dua pertemuan yang sudah berjalan, terkesan anak-anak
sangat gembira dan mereka semua terlibat dalam dinamika dan proses dalam bahan
atau materi yang diberikan,” ujar RD Martin.
Pastor
Paroki Katedral Ruteng, RD Antonius Ryanto Latu Batara, dihubungi media ini mengatakan,
ia bersyukur, mengapresiasi, mendukung dan menyambut baik model pendampingan
anak Komuni Pertama yang dilakukan langsung oleh tim Puspas di Paroki Katedral.
“Paroki Katedral merupakan paroki ramah anak, dan model baru dari modul pembinaan
iman anak yang partisipatif seperti ini sangat membantu anak mengerti dengan
lebih baik tentang Ekaristi dengan sudut pandang ‘dunia’ mereka yang ceria dan
suka belajar,” kata RD Andi. (Jimmy Carvallo)