Menjelang Ulang Tahun ke-100 WKRI, kami mengajak para pembaca budiman untuk melihat dari dekat karya dan kisah pelayanan para ibu WKRI yang telah hadir dan berkarya di Paroki Katedral Ruteng sejak 2017. Para ibu yang datang dari berbagai latar belakang profesi ini, ingin berbuat lebih banyak lagi untuk umat Katedral. Menjangkau sesama yang membutuhkan perhatian kasih.
KATEDRALRUTENG.ORG – Nama Yosephine Christiane, yang akrab disapa Ibu Kristin adalah sosok yang tak asing lagi bagi umat Paroki Katedral Ruteng. Lahir di Palembang, 4 Maret 1964, ibu dari 3 anak, isteri mendiang Agustinus Ganggut ini, sejak dilantik menjadi Ketua DPC Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) Paroki Katedral Ruteng langsung “tancap gas” bersama para ibu lainnya dalam melakukan berbagai kegiatan pelayanan, tak hanya bagi umat Paroki Katedral juga untuk sejumlah komunitas lain di luar paroki.
Di rumahnya yang asri, dengan taman bunga indah di depan rumahnya yang terletak di KBG Para Rasul Wilayah Yerusalem di Nekang – Ruteng, awal pekan ke-2 Adven, Kristin menerima KATEDRALRUTENG.ORG dan berbagi cerita tentang kiprahnya di WKRI Paroki Katedral. Awalnya, ia enggan ditulis. “Saya tidak ada apa-apanya, yang kami buat pun belum apa-apa, masih banyak pekerjaan rumah yang menunggu untuk kami lakukan satu per-satu,” ucapnya.
Bersama para anggota DPC WKRI Paroki Katedral Ruteng, Ibu Kristin melaksanakan kegiatan pelayanan bagi para ibu hamil KEK dan anak-anak stunting di Kelurahan Pitak. (Foto : DOK DPC WKRI PK RUTENG)
Awal November 2017, merupakan titik penting bagi karyanya di DPC WKRI Katedral. Ia diajak oleh Sinta, yang bekerja sebagai staf di Sekretariat Paroki Katedral untuk bergabung di WKRI. “Dia ajak saya untuk membantu memperkuat WKRI. Waktu itu, saya berpikir, sibuk dengan pekerjaan di kantor. Di kemudian hari, Romo Bene Bensi (Pastor Paroki Katedral saat itu, Red) juga minta untuk saya ikut bergabung di WKRI,” kenang Kristin. Saat itu, dia bekerja di Dinas Pengendalian Penduduk – Keluarga Berencana Kabupaten Manggarai.
Sebagai sebuah organisasi, kala itu WKRI Katedral telah mulai dirintis dan Romo Bene mengajaknya agar bisa meluangkan waktu mengikuti pertemuan. Selang beberapa hari, undangan pun dikirim kerumahnya. Ia mengikuti pertemuan yang juga dihadiri Romo Bene dan Ketua Pelaksana DPP Paroki Katedral, Erlan Yusran. Di luar dugaannya, rapat itu ternyata beragenda pemilihan pengurus baru WKRI dan tak terpikir olehnya, secara aklamasi ia ditunjuk untuk memimpin WKRI Katedral.
“Saya kaget, karena sebenarnya tidak siap. Apalagi ini tugas berat. Saya belum pernah berkecimpung di organisasi Gereja seperti WKRI. Tapi, saya juga berpikir karena ini kepercayaan dan untuk pelayanan, saya terima. Lalu selanjutnya kami mulai memberntuk kepengurusan. Saat itu saya berpesan, yang penting semua ibu konsisten, bisa bekerja sama. Saya jalani saja. Saya percaya, ini pekerjaan untuk memuliakan Tuhan,” ungkapnya.
Anggota DPC WKRI Paroki Katedral Ruteng rutin mengadakan kegiatan usaha pengumpulan dana dengan cara berjualan kuliner di halaman Gereja Katedral setiap hari Minggu untuk dipakai melaksanakan karya-karya pelayanan mereka kepada yang membutuhkan. (Foto : DPC WKRI PK RUTENG)
Menjemput jadwal pelantikannya, Kristin pun diminta oleh pengurus DPD WKRI NTT membantu mengorganisir calon kepengurusan DPC WKRI di Paroki St Vitalis Cowonikit, Paroki St Mikael Kumba dan Paroki Kristus Raja – Mbaumuku dengan mendekati para Pastor Paroki dan para ibu calon ketua. Pada 18 Februari 2018, bersama pengurus DPC WKRI dari 3 paroki lainnya itu, Kristin dilantik di Gereja Katedral oleh Ursula, Ketua DPD WKRI NTT. Misa meriah dipimpin oleh RD Bene Bensi dan dihadiri ratusan pengurus.
Melayani Sesama dengan Kasih
Tak ingin mengulur waktu lama, usai dilantik, Kristin dan para pengurus yang ada langsung membuat struktur pengurus yang lebih komplit (seksi-seksi) dan mulai menyusun program kerja. “Awalnya semua bersemangat. Anggota yang dilantik saat itu banyak, khusus WKRI Katedral saja hampir 90-an ibu. Dalam perjalanan waktu, kami dapat dukungan juga dari Pak Erlan (Erlan Yusran, Red) dengan menghadiahkan kami anggota WKRI baju seragam dalam jumlah puluhan. Ini membuat para ibu lebih semangat,” tuturnya.
Dia pun intens mendekati, mengajak dan menyemangati para ibu WKRI yang ada untuk mulai melakukan karya-karya pelayanan. Selain pertemuan rutin bulanan, WKRI juga tercatat terlibat dalam tapak ziarah Paroki Katedral, seperti pelayanan pada hari raya besar Gereja, ziarah ke sejumlah Gua Maria, anjangsana ke Panti-panti Asuhan, kunjungan ke warga binaan di Lapas Ruteng dan Panti Rehabilitasi ODGJ Renceng Mose.
Ibu Kristin, Ketua DPC WKRI Paroki Katedral Ruteng (berdiri) saat kegiatan pelayanan bagi ibu hamil KEK dan anak stunting di Aula Santu Yosep bekerja sama dengan Pastor Paroki Katedral, RD Gabriel Harim, DPP dan Ketua Komisi Keluarga Keuskupan Ruteng, RD Blasius Harmin. (Foto : DOK DPC WKRI PK RUTENG)
Belakangan, wanita yang memiliki gelar Sarjana Hukum ini, konsen mengajak para ibu WKRI dan pihak lainnya untuk peduli dan membantu anak-anak stunting dalam wilayah Paroki Katedral. Untuk menjangkau para anak stunting, dia mengajak para ibu WKRI untuk bisa mendapatkan pembiayaan secara mandiri dan mengajak pihak lain juga untuk bersama memerangi stunting.
Setiap hari Minggu, saat Misa digelar di Gereja Katedral, lapak-lapak penjualan kuliner kreasi para ibu WKRI dengan mudah ditemui di halaman hijau Katedral. Kuliner pangan lokal ini juga menjadi cara mereka mencari pendanaan untuk mandiri dalam karya kasih bagi anak-anak stunting dan sesama yang membutuhkan perhatian yang mereka kunjungi, termasuk orang-orang sakit dalam wilayah paroki ini.
Bahagia Bisa Berbagi Kasih
Saat Kristin menjabat Sekretaris di Kantor BKKBN Kabupaten Manggarai, meretas memorandum of understanding (MoU) kantor ini dengan pihak Keuskupan Ruteng tentang Kependudukan. “Waktu itu saya senang, karena ini ada korelasi dengan kegiatan WKRI, apalagi yang sedang menjadi konsentrasi kami adalah penanganan stunting. Kami pertama kali membuat kegiatan penanganan stunting di Kelurahan Pitak tahun 2018. Kegiatan anjangsana ke Panti-panti Asuhan juga kami buat secara swadaya, mengumpul dana dari para anggota WKRI,” ucapnya.
Bersama semua anggota DPC WKRI Paroki Katedral Ruteng, Ibu Kristin mengunjungi para orang sakit sekaligus berdoa dan membagi berkat yang mereka peroleh dari karya bersama melalui pengumpulan dana pribadi dan kuliner bersama di halaman Gereja Katedral. Dalam kunjungan ini, RD Blasius Harmin mendoakan dan memberkati semua yang sedang sakit. (Foto : DPC WKRI PK RUTENG)
WKRI Paroki Katedral juga aktif mendukung kegiatan/program yang ada di paroki ini, seperti salah satunya, mengambil bagian menyukseskan HUT Paroki setiap tahun dan mengambil bagian dalam pelayanan koor pada waktu tertentu yang diminta. Ketika petugas kolektan terbatas pada hari raya besar Gerejani, seperti setiap Misa Natal dan Paskah yang dilaksanakan di Gereja Katedral, Gereja Santu Yosep dan Aula Assumpta, para ibu WKRI pun mengambil bagian dalam pelayanan kolektan bersama anggota Legio Mariae.
Ini periode ke-2 Kristin menjadi Ketua WKRI Paroki Katedral, sampai tahun 2025 mendatang. Satu periode kepengurusan di-SK-kan untuk 3 tahun. “Menghimpun ibu-ibu memang cukup sulit untuk selalu sama-sama aktif di WKRI, tapi uniknya kalau untuk rapat memang kadang jumlah kehadiran teman-teman berkurang, tapi kalau mau ada kegiatan pelayanan mereka pasti selalu ramai. Membantu menyiapkan bantuan dan lainnya. Bisa berbagi kasih dengan orang lain yang membutuhkan, orang-orang sakit, melalui WKRI membuat bahagia,” tuturnya.
Pengurus dan anggota DPC WKRI Paroki Katedral Rutengsaat mengadakan kegiatan kunjungan ke Rumah Tahanan Negara (Rutan) Labe di Langgo Ruteng. Mereka menyapa dan menjumpai para warga binaan berbagi kasih dan kepedulian. (Foto : DOK DPC WKRI PK RUTENG)
Apa yang belum bisa dijangkau oleh Gereja, coba dilakukan oleh WKRI Paroki Katedral Ruteng. Prinsip pelayanan itu yang selalu terpatri dalam hati sanubari Kristin dan para ibu lainnya yang terhimpun dalam WKRI. Dalam soal penanganan stunting misalnya, mereka saling berkoordinasi dan bekerjasama dengan Komisi Keluarga Keuskupan Ruteng (RD Blasius Harmin) dan Pastor Paroki serta DPP Paroki Katedral.
Kristin mengimpikan, suatu saat WKRI Paroki Katedral bisa lebih aktif, meski di satu sisi ada banyak anggotanya, para ibu yang memiliki kesibukan tinggi. Anggota WKRI di paroki ini, didominasi oleh para ibu yang berprofesi guru/pendidik.”Kami selalu berusaha membangun karya pelayanan, agar WKRI bukan hanya menjadi pajangan nama saja. Kami harus terus berbuat untuk umat khususnya di Paroki Katedral. Mudah-mudahan semakin banyak ibu yang tertarik bersama-sama dalam karya pelayanan ini,” ungkapnya dengan senyum ramah. (Jimmy Carvallo)